Kondisi Makam Teuku Umar, Suami dari Tjut Nyak Dhien Memprihatinkan
Sorry Gan, Postingan kali ini agak melenceng dari biasanya. Namun saya rasa, kita selaku aneuk Aceh perlu mengetahui dan melestarikan sejarah masa lampau..... Ini merupakan Postingan berita yang saya kutip dari salah satu akun FB. Semoga Petinggi dan penguasa aceh Khususnya dan Kita Bangsa Aceh umumnya sadar akan kepentingan menjaga Sejarah dan Kebudaan aceh demi Anak Cucu kita kelak.
MEULABOH
- Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah, prihatin dengan kondisi komplek pemakaman
Pahlawan Nasional Teuku Umar di Gampong Mugo, Panton Reu, Meulaboh, Aceh Barat,
yang dinilainya kurang mencerminkan sepak terjang kepahlawanan suami dari Tjut
Nyak Dhien itu.
"Makamnya
sendiri kondisinya terawat, tapi fasilitas penunjang baik itu akses maupun
keberadaan museumnya kurang bisa merepresentasikan kebesaran jasa Teuku
Umar," kata Fahri kepada Camat Panton Reu setelah melakukan napak tilas ke
makam Teuku Umar, Sabtu.
Menurut
Fahri, Teuku Umar merupakan salah satu instrumen yang menjadi pengikat bangsa
Indonesia dari Sabang hingga ke Merauke lewat jasa beliau menciptakan memori
kolektif perjuangan melawan kolonialisme Belanda.
Ia
menilai saat ini apabila orang berziarah ke pusara Teuku Umar hanya sedikit
sekali kesan maupun cerita kepahlawanan yang bisa diperoleh di sana.
"Seharusnya
ketika orang ke sini, mereka bisa seolah-olah langsung bertemu dengan Teuku
Umar, mengenal sejarah perjuangannya, juga karakter yang ia miliki sebagai
warisan agar diteruskan oleh generasi sekarang maupun masa mendatang untuk
turut membangun Indonesia dengan caranya masing-masing," katanya.
Oleh
karena itu, Fahri menyarankan agar komplek makam Teuku Umar bisa direhabilitasi
dan ditingkatkan segala fasilitasnya, baik itu akses, keberadaan informasi yang
lebih lengkap, museumnya, dan bahkan jika memungkinkan dibuatkan semacam studio
kecil untuk memutar film dokumenter pendek tentang kisah kepahlawanan beliau.
Untuk
itu, ia meminta Camat Panton Reu untuk aktif berkomunikasi dengan kalangan
akademisi dari Pusat Studi Sosial dan Pembangunan Universitas Teuku Umar
Meulaboh terkait rencana rehabilitasi komplek tersebut. Sedangkan dirinya
sekembalinya di Jakarta akan berusaha mengkomunikasikan usulan tersebut kepada
pihak terkait seperti Kementerian Pariwisata, Kementerian Sosial serta
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.
Sementara
itu, Camat Panton Reu Yusmadi mengakui bahwa tahun 2014 lalu rencana pemugaran
makam Teuku Umar sudah diajukan dan dibahas di Badan Perencanaan Pembanguna
Daerah setempat, namun hingga saat ini belum ada realisasi kelanjutannya.
"Tahun
lalu sudah diusulkan dan dibahas di Bappeda, tapi sampai saat ini belum ada
realisasi. Padahal sudah sempat didatangkan tim ahli dari Rusia untuk melakukan
peninjauan," ujarnya, sembari mengatakan selama ini makam Teuku Umar
dikelola oleh Dinas Pemuda dan Olahraga setempat termasuk mempekerjakan tujuh
orang petugas perawat kebersihan yang tiap bulannya diupah Rp1 juta.
Komentar
Posting Komentar